Ketika tak ada sedetik pun tuk melawan
Kau tahu kau sedang dan akan kehilangan dirimu
Menjadi orang asing yang tinggal dalam tubuhmu
Lalu kau memejamkan mata dan menjelang sesuatu
Yang jelas tiada—pagi atau kenangan tentang
Seseorang yang pernah dengan gigih duduk
Di ruang tamu rumahmu.
Kau berkata kepada entah
Dan kau mencoba menjelaskan dengan adalah-adalah
Namun kau dapati dirimu berputar di yang itu-itu saja.
Kau ingin menangis, mengenang sesuatu
Yang tak pernah ada itu. Kau tenggelam—semakin.
Kau bertanya dimana arah? Dan ruang-ruang dalam hatimu
Bergema. Dimana-dimana? Kau lelah namun tak bisa
Berhenti. Sebab berhenti lebih buruk dari yang tiada.
Dari yang hampa kembalilah kepada hampa…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar