serulah dia tanpa ia mendengar suaramu - ahda imran

Sabtu, 15 Juli 2017

Kita Pernah Membuat Rumah

kita pernah membuat rumah, gadisku. dari brosur-brosur perumahan dengan cicilan murah di tepi kota. halaman depan kususun dari buku-buku, potretmu kupajang di ruang tamu, dan kamar tidur yang bersih dari hantu masa lalu.

kita pernah membuat rumah, gadisku. sebelum mimpi-mimpi millenial menyergap kita. tiket-tiket penerbangan, baju-baju branded, gawai-gawai mutakhir yang pada akhirnya membuat kita tersihir.

kita pernah membuat rumah, gadisku. ketika di luar orang-orang menyembah eropa tapi setiap pulang, dengan melihatmu, aku selalu merasa tiba di asia. lalu kita tutup pintu dari semua kebusukan peradaban dan kembali pada kodrat primordial.

kita pernah membuat rumah, gadisku. sebelum kunci kesadaranmu hilang. mungkin kau sengaja, mungkin juga kau tak sengaja. barangkali eropa, barangkali asia, barangkali afrika. namun bahaya selalu datang dari mana saja. sedang aku terus mencarimu walau hanya tinggal longsong belaka.

kita pernah membuat rumah, gadisku. tapi, apalah arti sebuah rumah jika yang kau inginkan adalah  kamar-kamar hotel dan apartemen?

maret-juli 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar