; hhe
dagingku tinggal sekerat ini:
kau hariara—
hikayat kokoh nasib
dalam kenangku.
waktu melukis apa yang tak abadi;
mata, juga celah-celah kopong
ketiadaanmu.
"aku tak suka upacara maupun seremonial seperti itu!"
malam mengejan;
kuhitung waktu
detik berdetak majal
terkekeh masygul kerlingmu—
"hhe"
o, kukira, selaiaknya kuhadiahkan;
puncak-puncak gunung,
palung-palung samudera,
potret-potret tualang,
syair-syair indah—
"aku hanya ingin kabarmu setiap pagi. itu saja!"
"a luta continua! revolusi tak pernah terjadi di atas kasur. buruh sedunia, bersatulah!"
"bagaimana mau membela mereka dengan cara menelantarkan dirimu sendiri, bung!"
setidaknya aku tak berniat mati untuk dilupakan, jalang!
langit mengejawantahkan segala yang tak sanggup
ditanggung bumi: "sukar ditebak" katamu.
Kebon Jeruk 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar